Sajak
Pelipur Rindu
Indonesia
memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetap
satu juga. Tentunya dengan keanekaraman itu, sudah dipastikan akan ada
kemajemukan di setiap sudut wilaJyah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang salah satunya adalah daerah di pulau Sumatera yaitu Sumatera Utara.
Provinsi menjadikan Medan sebagai ibu kotanya dengan luas wilayah 72.981 km², dihuni oleh suku Batak, Nias,
Seladang dan Melayu sebagai suku asli dan Jawa, Tionghoa, India, Arab dan
lain-lain sebagai suku pendatan (Wikipedia: 2019).
Berdasarkan
data tersebut, maka tidak mengherankan jika Sumatera Utara dikenal dengan
keberagaman suku, agama hingga etnis. Akan sering kita jumpai logat, warna
kulit, cara berpakaian dan bahasa yang berbeda. Faktanya, perbedaan tersebut
tidak pernah menjadi tolak ukur terjadinya konflik karena seluruh lapisan
masyarakat sumatera utama berkomitmen untuk saling menghargai dan menjaga
persatuan. Provinsi ini sangat dekat dengan istilah pelangi itu indah karena
warnanya yang berbeda. Hal tersebut dapat kita temui saat upacara atau ibadah
besar setiap agama, mereka menciptakan suasana yang nyaman dan damai. Di sana
terdapat masjid dan gereja bergandengan, vihara dan masjid, serta tempat ibadah
lainnya berada di wilayah yang sama. Orang Batak, Orang Jawa dan suku serta
etnis lainnya hidup bertetangga dan harmonis. Mereka berbagi kasih, maka tidak
heran apabila dijumpai Orang Jawa berbicara dengan logat batak dan begitu pun
sebaliknya.
Keunikan
dari Sumatera Utara bukan hanya pada warganya saja, tetapi cinta kasih yang
ditaburkan-Nya digambarkan lewat potensi wilayah yang sangat bagus. Objek
wisata Danau Toba yang berjarak sekitar 90,1 km dari ibu kota. Danau Toba adalah
danau ke-2 terdalam dengan kedalaman 450 m, panjang 87 km, lebar 27 km
(Wikipedia: 2019). Danau Toba ini diapit oleh tujuh kabupaten serta sebuah
pulau yaitu Pulau Samosir. Pulau Samosir berada ditengah-tengah Danau Toba
dengan luas wilayah 1.419,5 km2 dengan ibu kotanya Pangururan. Akibat
dikeluarkannya UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003, Samosir
mengalami pemekaran bersama dengan pemekaran Serdang Bedagai(Wikipedia:2019).
Kabupaten Samosir telah berhasil mandiri bersama sembilan kecamatannya, yaitu Kecamatan
Harian, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Palipi,
Kecamatan Pangururan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kecamatan Sianjur Mulamula,
Kecamatan Simanindo dan Kecamatan Sitiotio (Wikipedia: 2019). Keindahan pulau
Samosir tidak dapat diragukan lagi, hal ini diperkuat dengan semboyan Samosir
Negeri Indah Kepingan Surga. Setiap sudut yang dipandang oleh mata akan mampu
melelehkan hati yang keras, meyembuhkan luka masa lalu hingga meninggalkan
bekas ingatan untuk berkunjung kembali.
Samosir
dihuni oleh penduduk Suku Batak dengan adat istiadat yang masih dipelihara dan
dipegang teguh oleh seluruh elemen. Menyaksikan pernikahan orang batak, upacara
kematian Orang Batak, pembuatan ulos hingga acara tor-tor disuguhkan di
sepanjang perjalanan. Di sana juga akan terdapat berbagai tempat wisata batak
seperti patung sigale-gale menari-nari, patung ini dikendalikan oleh seorang
pemain dari belakang menggunakan tali tersembunyi yang menghubungkan
bagian-bagian patung melalui podium kayu berukir tempatnya berdiri. Hal ini
memungkinkan bagian lengan, kepala, dan tubuhnya digerakkan (wikipedia). Daerah
wisata yang tidak kalah menarik adalah pusuk buhit (puncak bukit) yang diyakini
oleh masyarakat sebagai lahirnya bangso batak (bangsa batak) yaitu si raja
batak dan sering disebut sebagai “Mula Jadi Nabolon”. Rentetan kisah mistis
hingga isak tangis di bungkus dengan sebuah karya luar biasa memanjakan setiap
insan yang berkunjung disana. Ditambah lagi dengan Orang Batak yang ramah, suka
senyum dan terbuka akan melengkapi perjalanan para wisatawan.
Mengunjungi
Samosir adalah keputusan yang tepat bagi penikmat kuliner karena ada banyak
makanan khas yang hanya dijumpai di sini. Dengke naniarsik adalah salah satu
makanan paling banyak diminati masyarakat maupun pendatang. Bumbunya yang
menggoda hingga rasa manis dan segarnya ikan dipadukan dalam wadah yang sama.
Makanan ini tidak digoreng ataupun dipanggang, hanya dengan digulai dan keahlian
tangan mencampurkan semuanya cukup menggiurkan hasrat untuk menyantap. Selain
dengke naniarsik, Samosir terkenal dengan Babi Panggang Karo (BPK) dan margota
(berdarah) karena daerah ini memang didiami oleh mayoritas Kristen dan Katolik.
Jenis makanan ini mudah ditemui di pinggiran objek wisata Danau Toba, namun
bagi yang beragama Muslim, terdapat rumah makanan halal yang disajikan di sini.
Pengunjung muslim yang sengaja berwisata tidak perlu risau tentang makanan atau
pun tempat ibadah, ada Mesjid yang disediakan pemerintah kabupaten untuk
saudara kami Muslim. Semua usaha ini berusaha dioptimalkan untuk memberikan
pelayanan terbaik.
Hidup
dan tumbuh di sebuah provinsi ini memberi kebanggaan di setiap langkah kaki.
Bukan tanpa alasan kebanggan itu terpatri di dalam hati, tanggung jawab bersama
dan peran setiap tinggkat kelembagaan dijalankan dengan penuh amanah. Pemerintah
kabupaten hingga provinsi Sumut berkoordinasi memberikan segala upaya untuk
kemandirian rakyatnya. Polisi dan tentara berusaha menjaga keamanan serta
masyarakat yang tidak ingin tertinggal, ikut serta memelihara persatuan dan
mencegah tumbuhnya bibit keegoisan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Merindukan
dan mengharapkan kedatangan pengunjung menikmati cipta, karya dan karsa
merupakan kerinduan kami. Tidak akan ada penyesalan karena sesungguhnya hanya
tawa dan syukur yang terdengar di setiap telinga. Sumatera Utara dan
penduduknya siap menjadi agen pembaharu pada jiwa yang penat. Ribuan
diksi-diksi dan untaian puisi serta rangkaian esai belum mampu melukiskan semua
tentang Sumut. Mata dan tubuh kalianlah yang dapat dijadikan saksi.
Daftar
Pustaka
Wikipedia. 2019. Sumatera Utara diakses
melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Utara
pada tanggal 26 Desember 2019.
Salam literasi
Horas
Tabik Pun
Perkenalkan nama
saya Saraswati Silalahi. Saya adalah mahasiswi Universitas Lampung. Saya
berasal dari Samosir, Sumatera Utara. saya kos di Metro, Lampung. Saya sekarang
duduk di bangku kuliah semester V, prodi PGSD atau Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Harapan saya semoga tulisan saya dapat membantu masyarakat umum mengenal
lebih dekat daerah saya dan kepada masyarakat Sumatera Utara, khususnya
teman-teman perantau, pesan saya jangan pernah melupakan Samosir Negeri Indah
Kepingan Surga.
Terima Kasih
Horas…Horas…Horas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar