Sabtu, 02 Februari 2019

keterampilan berbahasa indonesia


KETERAMPILAN PENDIDIKAN BERBAHASA INDONESIA


Mata Kuliah         : Pendidikan Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah     : KPD 616201
Semester/Kelas     : III/B
Jumlah SKS         : 3 SKS
Dosen Pengampu     : Dr. Suwarjo,M.Pd.

Oleh :
Kelompok 1

Nama                NPM
  1. Heryun Yusuf            17130530
  2. Saraswati Silalahi        1713053076
  3. Yustina Astuti            17130530


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
    2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Keterampilan Pendidikan Berbahasa Indonesia” dapat tersusun hingga selesai. Dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Metro,1 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar    i
Daftar Isi    ii
I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang    1
  2. Rumusan Masalah    1
  3. Tujuan Penulisan    1

II. PEMBAHASAN
  1. Hakikat Bahasa     2
  1. Keterampilan Bahasa    10
  1. Aspek Aspek Bahasa    24

III. PENUTUP
  1. Kesimpulan    31
3.2  Saran    31
Daftar Pustaka     32
















BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan.  Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat yang santun dan beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh sikap berbahasanya meliputi nada dan makna yang disampaikan.

Dalam dunia pendidikan,bahasa juga memegang peran yang sangat penting. Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena didalamnya banyak menjelaskan aturan-aturan, sistematika-sistematika dan kaidah-kaidah penulisannya.oleh karena itu,sebagai seorang pendidik kita harus memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik.
Dengan pemahaman seperti ini, guru akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar dari kegiatan pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.
;

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang menjadi hakikat bahasa?
  2. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
  3. Bagaimana apsek aspek keterampilan berbahasa?
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan berbahasa.
  2. Untuk mengetahui hakikat bahasa.
  3. Untuk mengetahui aspek aspek keterampilan berbahasa.
  4. Untuk mengetahui pengertian ekspresi lisan dan ekspresi tulis?















































BAB II
PEMBAHASAN

  1. Hakikat bahasa

  1. Pengertian Bahasa

Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :

  1. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;
  2. manasukan, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;
  3. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
  4. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;
  5. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya.
    Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
  1. Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna wacana.
  1. Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi
  1. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;
  2. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;
  3. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat;
  4. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
  5. Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu :
(a) fungsi untuk menjalankan administrasi negara,
(b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan
(c) fungsi sebagai wadah penampung kebudayaan.
  1. Ragam Bahasa
Bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan :
  1. bentuk wacana, terdiri dari ragam ilmiah dan ragam populer;
  2. bentuk sarana, terdiri dari ragam lisan dan ragam tulisan;
  3. sudut pendidikan, terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.Bahasa baku memiliki ciri :
(a) sifat kemantapan dinamis,
(b) sifat kecendikiaan, dan
(c) sifat penalaran yang teratur dan logis.



  1. Keterampilan Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. . Menurut Soemarjadi, 1991:2 Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga dapat dikatakan terampil. Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.berbahasa mampu mendefinisikan pola jati diri, pola karakter, dan pola berpikir seseorang. Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling kompleks (luas), yang dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :
  1. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Perilaku eksternalnya (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.
  2. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan (perilaku internal) dan perilaku eksternalnya adalah mengingat kaidah bahasa.
  3. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi baru (perilaku internal). Perilaku eksternalnya (produktif) yaitu aplikasi pengetahuan/kaidah bahasa.
  4. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Perilaku eksternalnya (produktif) adalah ekspresi diri baik lisan atau tulisan.


  1. Aspek Aspek Keterampilan Berbahasa

  1. MEMBACA

  1. Hakikat Membaca

Pada hakikatnya membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. 
  1. Tujuan Membaca 
Tujuan setiap pembaca adalah memahami baca yang dibacanya. Dengan demikian,pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi : 

  1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
  2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
  3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
  4. Menggali simpanan pengetahuan atau ske mata siswa tentang suatu topik;
  5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa; 
  6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tertulis;
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatuyang dipaparkan dalam sebuah bacaan; 
  8. Mempelajari struktur bacaan. 

  1. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca 
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
  1. Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah prilaku siswa dalam penyelesaian masalah dan memotivasi penelaahan materi bacaan. 
  1. Gambaran awal cerita, yang berisi informasi yang berkaitan dengan isi cerita,dapat meningkatkan pemahaman. Pemberian gambaran awal cerita kepada siswa yang dirancang sebagian untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang cerita tersebut dapat membantu siswa menyimpulkan isi bacaan. 
  2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi, merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat. Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulus pikiran, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca. 
  3. Pemetaan semantik, merupakan strategi prabaca yang baik, sebab kegiatannya memperkenalkan kosa kata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat menggugah skemata yang berkaitan dengan topik bacaan. 
  4. Menulis sebelum membaca, menulis pengalaman pribadi yang relevan, sebelum mereka membaca materi, bermanfaat pada kegiatan mengerjakan tugas, dan reaksi yang lebih positif. 
  5. Drama/simulasi, dapat digunakan sebelum cerita dibaca untuk meningkatkan pemahaman.
  1. Kegiatan inti membaca 
Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah strategi metakognitif, cloze  procedure     dan pertanyaan pemandu
  1. Strategi metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol penggunaan kemampuan intelektualnya. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya
    berpikir . Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan metakognitif akan memilih keterampilan dan teknik membaca yang sesuai dengan tugas  membacanya.
  2. Cloze procedure,digunakan juga untuk meningkatkan pemahaman dengan cara menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk mengisinya. Latihan cloze procedure dalam pelaksanaannya melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat. 
  3. Pertanyaan pemandu,selama membaca pertanyaan pemandu sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan pemandu
    dapat diajukan guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika sedang membaca. 
  1. Kegiatan pascabaca 
Kegiatan dan strategi setelah membaca membantu siswa mengintegrasikan informasi baru ke dalam skemata yang sudah ada. Selain itu, kegiatan pascabaca dapat memperkuat dan mengembangkan hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya. 
Ada beberapa kegiatan dan strategi yang dapat dilakukan siswa setelah membaca, yaitu, memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, melaksanakan pementasan teater aktual, menuturkan kembali apa yang telah dibaca kepada orang lain, dan mengaplikasikan apa yang diperoleh dari membaca ketika melakukan sesuatu.


  1. MENULIS 

  1. Hakikat Menulis 
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Seorang penulis yang memahami dengan baik makna kata menulis akan betul-betul peduli terhadap kejelasan apa yang ditulis, kekuatan tulisan itu dalam mempengaruhi orang lain, kepiawaian penulis dalam memilih dan mengolah kata-kata. 
Kiat-kiat yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis sebagai suatu proses, yaitu: 
  1. langsung menulis, teori belakangan 
  2. mulai dari mana pun boleh 
  3. belajar sambil bercanda 
  4. pembelajaran menulis nonlinear (tidak harus ada urutan tertentu)

  1. Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis 
Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan diluar kelas (di luar jam pelajaran). 
  1. Pembelajaran menulis di dalam kelas 
kegiatan pembelajaran menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan jam yang telah ditetapkan dalam jadual pelajaran. Beberapa contoh teknik yang dapat
kita gunakan: 
  1. bermain dengan bahasa dan tulisan 
  2. kuis 
  3. memberi atau mengganti akhir cerita 
  4. menulis meniru model: copy the master 
  1. Pembelajaran menulis di luar kelas
Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat dilakukan, misalnya, siswa dilatih menulis buku harian, majalah dinding (mading), dan kegiatan kliping.
  1. MENYIMAK 
  1. Hakikat Menyimak 
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi (Logan, 1972). Menyimak dapat dipandang sebagi satu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses atau sebagai suatu pengalaman kreatif. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui tahapan mendengarkan bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian, secara bersamaan is memakai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini ia mampu mengintepretasikan dan memahami makna bunyi-bunyi itu. 
Menyimak sebagai seni berarti kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan mendengarkan, memahami, menilai, dan merespons. Menyimak dikatakan sebagai
respon, sebab respons merupakan unsur utama dalam menyimak. Menyimak sebagai pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan memuaskan. 
  1. Bahan Pembelajaran Menyimak 
Tujuan pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus kita sesuaikan dengan karakteristik anak SD. 
  1. BERBICARA 
  1. Hakikat Berbicara 
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagsan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, dan linguistik secara luas. 
  1. Jenis-jenis Berbicara 
  1. Berbicara berdasarkan tujuannya 
  1. Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 
  2. Berbicara menghibur 
  3. Berbicara membujuk 
  1. Berbicara berdasarkan situasinya 
  1. Berbicara formal 
  2. Berbicara informal 
  1. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya 
  1. Berbicara mendadak 
  2. Berbicara berdasarkan catatan 
  3. Berbicara berdasarkan hafalan
  4. Berbicara berdasarkan naskah 
  1. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya 
  1. Berbicara antarpribadi 
  2. Berbicara dalam kelompok kecil 
  3. Berbicara dalam kelompok besar 
   
  1. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara 
Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato.
Banyak cara untuk meelaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya siswa diminta merespons secara lisan gambar yang diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya. 

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengaktualisasikan keterampilan Bahasa yaitu antara lain:
  1. Keterampilan Membaca
    1) Pemahaman
    2) Penguasaan kosa kata
    3) Konsentrasi
    4) Menentukan inti
    5) Rendah kecepatan dalam membaca
    6) Gerak bibir
    7) Posisi dalam membaca
    8) Motivasi

  1. Keterampilan Berbicara
    1) Kepercayaan diri
    2) Penyampaian ketika berbicara
    3) Penguasaan materi
    4. Situasi dan kondisi
    5) Topic/ materi
    6) Penampilan
    7) Diksi/ pengetahuan bahasa
    8) Pengetahuan


  1. Keterampilan Menyimak
    1) Konsentrasi
    2) Pemahaman
    3) Cepat lupa/ daya ingat
    4) Situasi dan kondisi
    5) Bahasa dan kosakata
    6) Mendengar
    7) Motivasi
    8) Jenis-jenis menyimak
    Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif.

  1. Keterampilan Menulis
    1) Motivasi
    2) Tidak terbiasa dalam menulis
    3) Kecepatan
    4) Tidak berbicara





BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu karena ada salah satu aspek yang mampu mengikatnya yaitu bahasa. Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal terutama berpikir secara abstrak. Tanpa bahasa juga manusia tidak akan dapat mengomunikasikan gagasan dan pikirannya kepada orang lain. Oleh sebab itu, jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan baik, maka manusia harus menguasai bahasa dengan baik.

  1. Saran
Pemberdayaan keterampilan berbahasa sebenarnya bersumber dari keterampilan membaca dan menulis, setelah itu menyimak dan berbicara akan berkembang. Sebab siapa pun yang mampu membudakan baca dan tulis, maka ia telah memiliki senjata dan sarana dalam membangun peradaban dan tradisi masyarakat yang berilmu.Dalam penyempurnaan makalah ini,kami meminta kritik dan saran dari pembaca.




DAFTAR PUSTAKA



Joko.2010. pembelajaran inovatif bahasa indonesia diakses melalui https://joko1234.wordpress.com/category/kuliah/keterampilan-berbahasa-dan-bersastra-indonesia/Pada tanggal 9 september,2018 pukul 17:45 WIB.

Rudini.2014. keterampilan berbahasa.diakses melalui https://iqin10.wordpress.com/2014/12/27/6/ pada tanggal 1 September,2018 pukul 17:30 WIB;

Septiaji,A.2017.Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.diakses melalui https://www.kompasiana.com/ajiseptiaji/5a436e0f5e1373752f7a5f23/keterampilan-berbahasa-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia pada tanggal 1 september,2018 pukul 17:40 WIB.

Tarigan; HenryGuntur 2008: Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wadokai,Y.2013. makalah pembelajaran keterampilan berbahasa lisan dan tulis di SD.diakses melalui http://www.academia.edu/35373611/MAKALAH_KETERAMPILAN_BERBAHASA_INDONESIA_SD pada tanggal 1 september,2018 pukul 17:55 WIB.








GLOSARIUM


Fonem        :Satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.

Morfem    :Satuan bentuk Bahasa terkecil yang mempunyai makna secara    relatifstabil dan tidak dapat dibagi atas bagianbermakna yang lebih kecil.

Morfemis    :bersifat morfem.

Sintaksis    :Pengatuaran dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar;cabang linguistic tentang susunan kalimat dan bagiannya,ilmu tata kalimat;sub-sistem Bahasa yang mencakup hal tersebut.

Leksial    :Berkaitan dengan kata atau berkaitan dengan leksem,berkaitan dengan kosakata.

Dinamis     :Penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya mengandung dinamika.

Wacana    :Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi   yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk kesatuan konteks;situasi,pembicara,pendengar,waktu,tempat,ade- gan  topik,peristiwa,bentuk amanat,kode dan sarana.

Relavan    :  Kait-mengait;bersangkut-paut;berguna secara langsung.








































































KETERAMPILAN PENDIDIKAN BERBAHASA INDONESIA


Mata Kuliah         : Pendidikan Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah     : KPD 616201
Semester/Kelas     : III/B
Jumlah SKS         : 3 SKS
Dosen Pengampu     : Dr. Suwarjo,M.Pd.

Oleh :
Kelompok 1

Nama                NPM
  1. Heryun Yusuf            17130530
  2. Saraswati Silalahi        1713053076
  3. Yustina Astuti            17130530


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
    2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Keterampilan Pendidikan Berbahasa Indonesia” dapat tersusun hingga selesai. Dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Metro,1 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar    i
Daftar Isi    ii
I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang    1
  2. Rumusan Masalah    1
  3. Tujuan Penulisan    1

II. PEMBAHASAN
  1. Hakikat Bahasa     2
  1. Keterampilan Bahasa    10
  1. Aspek Aspek Bahasa    24

III. PENUTUP
  1. Kesimpulan    31
3.2  Saran    31
Daftar Pustaka     32
















BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan.  Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat yang santun dan beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh sikap berbahasanya meliputi nada dan makna yang disampaikan.

Dalam dunia pendidikan,bahasa juga memegang peran yang sangat penting. Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena didalamnya banyak menjelaskan aturan-aturan, sistematika-sistematika dan kaidah-kaidah penulisannya.oleh karena itu,sebagai seorang pendidik kita harus memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik.
Dengan pemahaman seperti ini, guru akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar dari kegiatan pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.
;

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang menjadi hakikat bahasa?
  2. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
  3. Bagaimana apsek aspek keterampilan berbahasa?
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan berbahasa.
  2. Untuk mengetahui hakikat bahasa.
  3. Untuk mengetahui aspek aspek keterampilan berbahasa.
  4. Untuk mengetahui pengertian ekspresi lisan dan ekspresi tulis?















































BAB II
PEMBAHASAN

  1. Hakikat bahasa

  1. Pengertian Bahasa

Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :

  1. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;
  2. manasukan, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;
  3. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
  4. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;
  5. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya.
    Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
  1. Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna wacana.
  1. Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi
  1. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;
  2. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;
  3. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat;
  4. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
  5. Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu :
(a) fungsi untuk menjalankan administrasi negara,
(b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan
(c) fungsi sebagai wadah penampung kebudayaan.
  1. Ragam Bahasa
Bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan :
  1. bentuk wacana, terdiri dari ragam ilmiah dan ragam populer;
  2. bentuk sarana, terdiri dari ragam lisan dan ragam tulisan;
  3. sudut pendidikan, terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.Bahasa baku memiliki ciri :
(a) sifat kemantapan dinamis,
(b) sifat kecendikiaan, dan
(c) sifat penalaran yang teratur dan logis.



  1. Keterampilan Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. . Menurut Soemarjadi, 1991:2 Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga dapat dikatakan terampil. Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.berbahasa mampu mendefinisikan pola jati diri, pola karakter, dan pola berpikir seseorang. Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling kompleks (luas), yang dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :
  1. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Perilaku eksternalnya (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.
  2. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan (perilaku internal) dan perilaku eksternalnya adalah mengingat kaidah bahasa.
  3. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi baru (perilaku internal). Perilaku eksternalnya (produktif) yaitu aplikasi pengetahuan/kaidah bahasa.
  4. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Perilaku eksternalnya (produktif) adalah ekspresi diri baik lisan atau tulisan.


  1. Aspek Aspek Keterampilan Berbahasa

  1. MEMBACA

  1. Hakikat Membaca

Pada hakikatnya membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. 
  1. Tujuan Membaca 
Tujuan setiap pembaca adalah memahami baca yang dibacanya. Dengan demikian,pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi : 

  1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
  2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
  3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
  4. Menggali simpanan pengetahuan atau ske mata siswa tentang suatu topik;
  5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa; 
  6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tertulis;
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatuyang dipaparkan dalam sebuah bacaan; 
  8. Mempelajari struktur bacaan. 

  1. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca 
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
  1. Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah prilaku siswa dalam penyelesaian masalah dan memotivasi penelaahan materi bacaan. 
  1. Gambaran awal cerita, yang berisi informasi yang berkaitan dengan isi cerita,dapat meningkatkan pemahaman. Pemberian gambaran awal cerita kepada siswa yang dirancang sebagian untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang cerita tersebut dapat membantu siswa menyimpulkan isi bacaan. 
  2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi, merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat. Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulus pikiran, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca. 
  3. Pemetaan semantik, merupakan strategi prabaca yang baik, sebab kegiatannya memperkenalkan kosa kata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat menggugah skemata yang berkaitan dengan topik bacaan. 
  4. Menulis sebelum membaca, menulis pengalaman pribadi yang relevan, sebelum mereka membaca materi, bermanfaat pada kegiatan mengerjakan tugas, dan reaksi yang lebih positif. 
  5. Drama/simulasi, dapat digunakan sebelum cerita dibaca untuk meningkatkan pemahaman.
  1. Kegiatan inti membaca 
Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah strategi metakognitif, cloze  procedure     dan pertanyaan pemandu
  1. Strategi metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol penggunaan kemampuan intelektualnya. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya
    berpikir . Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan metakognitif akan memilih keterampilan dan teknik membaca yang sesuai dengan tugas  membacanya.
  2. Cloze procedure,digunakan juga untuk meningkatkan pemahaman dengan cara menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk mengisinya. Latihan cloze procedure dalam pelaksanaannya melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat. 
  3. Pertanyaan pemandu,selama membaca pertanyaan pemandu sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan pemandu
    dapat diajukan guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika sedang membaca. 
  1. Kegiatan pascabaca 
Kegiatan dan strategi setelah membaca membantu siswa mengintegrasikan informasi baru ke dalam skemata yang sudah ada. Selain itu, kegiatan pascabaca dapat memperkuat dan mengembangkan hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya. 
Ada beberapa kegiatan dan strategi yang dapat dilakukan siswa setelah membaca, yaitu, memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, melaksanakan pementasan teater aktual, menuturkan kembali apa yang telah dibaca kepada orang lain, dan mengaplikasikan apa yang diperoleh dari membaca ketika melakukan sesuatu.


  1. MENULIS 

  1. Hakikat Menulis 
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Seorang penulis yang memahami dengan baik makna kata menulis akan betul-betul peduli terhadap kejelasan apa yang ditulis, kekuatan tulisan itu dalam mempengaruhi orang lain, kepiawaian penulis dalam memilih dan mengolah kata-kata. 
Kiat-kiat yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis sebagai suatu proses, yaitu: 
  1. langsung menulis, teori belakangan 
  2. mulai dari mana pun boleh 
  3. belajar sambil bercanda 
  4. pembelajaran menulis nonlinear (tidak harus ada urutan tertentu)

  1. Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis 
Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan diluar kelas (di luar jam pelajaran). 
  1. Pembelajaran menulis di dalam kelas 
kegiatan pembelajaran menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan jam yang telah ditetapkan dalam jadual pelajaran. Beberapa contoh teknik yang dapat
kita gunakan: 
  1. bermain dengan bahasa dan tulisan 
  2. kuis 
  3. memberi atau mengganti akhir cerita 
  4. menulis meniru model: copy the master 
  1. Pembelajaran menulis di luar kelas
Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat dilakukan, misalnya, siswa dilatih menulis buku harian, majalah dinding (mading), dan kegiatan kliping.
  1. MENYIMAK 
  1. Hakikat Menyimak 
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi (Logan, 1972). Menyimak dapat dipandang sebagi satu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses atau sebagai suatu pengalaman kreatif. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui tahapan mendengarkan bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian, secara bersamaan is memakai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini ia mampu mengintepretasikan dan memahami makna bunyi-bunyi itu. 
Menyimak sebagai seni berarti kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan mendengarkan, memahami, menilai, dan merespons. Menyimak dikatakan sebagai
respon, sebab respons merupakan unsur utama dalam menyimak. Menyimak sebagai pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan memuaskan. 
  1. Bahan Pembelajaran Menyimak 
Tujuan pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus kita sesuaikan dengan karakteristik anak SD. 
  1. BERBICARA 
  1. Hakikat Berbicara 
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagsan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, dan linguistik secara luas. 
  1. Jenis-jenis Berbicara 
  1. Berbicara berdasarkan tujuannya 
  1. Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 
  2. Berbicara menghibur 
  3. Berbicara membujuk 
  1. Berbicara berdasarkan situasinya 
  1. Berbicara formal 
  2. Berbicara informal 
  1. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya 
  1. Berbicara mendadak 
  2. Berbicara berdasarkan catatan 
  3. Berbicara berdasarkan hafalan
  4. Berbicara berdasarkan naskah 
  1. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya 
  1. Berbicara antarpribadi 
  2. Berbicara dalam kelompok kecil 
  3. Berbicara dalam kelompok besar 
   
  1. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara 
Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato.
Banyak cara untuk meelaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya siswa diminta merespons secara lisan gambar yang diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya. 

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengaktualisasikan keterampilan Bahasa yaitu antara lain:
  1. Keterampilan Membaca
    1) Pemahaman
    2) Penguasaan kosa kata
    3) Konsentrasi
    4) Menentukan inti
    5) Rendah kecepatan dalam membaca
    6) Gerak bibir
    7) Posisi dalam membaca
    8) Motivasi

  1. Keterampilan Berbicara
    1) Kepercayaan diri
    2) Penyampaian ketika berbicara
    3) Penguasaan materi
    4. Situasi dan kondisi
    5) Topic/ materi
    6) Penampilan
    7) Diksi/ pengetahuan bahasa
    8) Pengetahuan


  1. Keterampilan Menyimak
    1) Konsentrasi
    2) Pemahaman
    3) Cepat lupa/ daya ingat
    4) Situasi dan kondisi
    5) Bahasa dan kosakata
    6) Mendengar
    7) Motivasi
    8) Jenis-jenis menyimak
    Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif.

  1. Keterampilan Menulis
    1) Motivasi
    2) Tidak terbiasa dalam menulis
    3) Kecepatan
    4) Tidak berbicara





BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu karena ada salah satu aspek yang mampu mengikatnya yaitu bahasa. Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal terutama berpikir secara abstrak. Tanpa bahasa juga manusia tidak akan dapat mengomunikasikan gagasan dan pikirannya kepada orang lain. Oleh sebab itu, jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan baik, maka manusia harus menguasai bahasa dengan baik.

  1. Saran
Pemberdayaan keterampilan berbahasa sebenarnya bersumber dari keterampilan membaca dan menulis, setelah itu menyimak dan berbicara akan berkembang. Sebab siapa pun yang mampu membudakan baca dan tulis, maka ia telah memiliki senjata dan sarana dalam membangun peradaban dan tradisi masyarakat yang berilmu.Dalam penyempurnaan makalah ini,kami meminta kritik dan saran dari pembaca.




DAFTAR PUSTAKA



Joko.2010. pembelajaran inovatif bahasa indonesia diakses melalui https://joko1234.wordpress.com/category/kuliah/keterampilan-berbahasa-dan-bersastra-indonesia/Pada tanggal 9 september,2018 pukul 17:45 WIB.

Rudini.2014. keterampilan berbahasa.diakses melalui https://iqin10.wordpress.com/2014/12/27/6/ pada tanggal 1 September,2018 pukul 17:30 WIB;

Septiaji,A.2017.Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.diakses melalui https://www.kompasiana.com/ajiseptiaji/5a436e0f5e1373752f7a5f23/keterampilan-berbahasa-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia pada tanggal 1 september,2018 pukul 17:40 WIB.

Tarigan; HenryGuntur 2008: Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wadokai,Y.2013. makalah pembelajaran keterampilan berbahasa lisan dan tulis di SD.diakses melalui http://www.academia.edu/35373611/MAKALAH_KETERAMPILAN_BERBAHASA_INDONESIA_SD pada tanggal 1 september,2018 pukul 17:55 WIB.








GLOSARIUM


Fonem        :Satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.

Morfem    :Satuan bentuk Bahasa terkecil yang mempunyai makna secara    relatifstabil dan tidak dapat dibagi atas bagianbermakna yang lebih kecil.

Morfemis    :bersifat morfem.

Sintaksis    :Pengatuaran dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar;cabang linguistic tentang susunan kalimat dan bagiannya,ilmu tata kalimat;sub-sistem Bahasa yang mencakup hal tersebut.

Leksial    :Berkaitan dengan kata atau berkaitan dengan leksem,berkaitan dengan kosakata.

Dinamis     :Penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya mengandung dinamika.

Wacana    :Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi   yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk kesatuan konteks;situasi,pembicara,pendengar,waktu,tempat,ade- gan  topik,peristiwa,bentuk amanat,kode dan sarana.

Relavan    :  Kait-mengait;bersangkut-paut;berguna secara langsung.





















































































KETERAMPILAN PENDIDIKAN BERBAHASA INDONESIA


Mata Kuliah         : Pendidikan Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah     : KPD 616201
Semester/Kelas     : III/B
Jumlah SKS         : 3 SKS
Dosen Pengampu     : Dr. Suwarjo,M.Pd.

Oleh :
Kelompok 1

Nama                NPM
  1. Heryun Yusuf            17130530
  2. Saraswati Silalahi        1713053076
  3. Yustina Astuti            17130530


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
    2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Keterampilan Pendidikan Berbahasa Indonesia” dapat tersusun hingga selesai. Dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Metro,1 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar    i
Daftar Isi    ii
I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang    1
  2. Rumusan Masalah    1
  3. Tujuan Penulisan    1

II. PEMBAHASAN
  1. Hakikat Bahasa     2
  1. Keterampilan Bahasa    10
  1. Aspek Aspek Bahasa    24

III. PENUTUP
  1. Kesimpulan    31
3.2  Saran    31
Daftar Pustaka     32
















BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan.  Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat yang santun dan beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh sikap berbahasanya meliputi nada dan makna yang disampaikan.

Dalam dunia pendidikan,bahasa juga memegang peran yang sangat penting. Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena didalamnya banyak menjelaskan aturan-aturan, sistematika-sistematika dan kaidah-kaidah penulisannya.oleh karena itu,sebagai seorang pendidik kita harus memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik.
Dengan pemahaman seperti ini, guru akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar dari kegiatan pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.
;

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang menjadi hakikat bahasa?
  2. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
  3. Bagaimana apsek aspek keterampilan berbahasa?
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan berbahasa.
  2. Untuk mengetahui hakikat bahasa.
  3. Untuk mengetahui aspek aspek keterampilan berbahasa.
  4. Untuk mengetahui pengertian ekspresi lisan dan ekspresi tulis?















































BAB II
PEMBAHASAN

  1. Hakikat bahasa

  1. Pengertian Bahasa

Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :

  1. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;
  2. manasukan, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;
  3. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
  4. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;
  5. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya.
    Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
  1. Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna wacana.
  1. Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi
  1. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;
  2. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;
  3. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat;
  4. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
  5. Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu :
(a) fungsi untuk menjalankan administrasi negara,
(b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan
(c) fungsi sebagai wadah penampung kebudayaan.
  1. Ragam Bahasa
Bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan :
  1. bentuk wacana, terdiri dari ragam ilmiah dan ragam populer;
  2. bentuk sarana, terdiri dari ragam lisan dan ragam tulisan;
  3. sudut pendidikan, terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.Bahasa baku memiliki ciri :
(a) sifat kemantapan dinamis,
(b) sifat kecendikiaan, dan
(c) sifat penalaran yang teratur dan logis.



  1. Keterampilan Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. . Menurut Soemarjadi, 1991:2 Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga dapat dikatakan terampil. Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.berbahasa mampu mendefinisikan pola jati diri, pola karakter, dan pola berpikir seseorang. Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling kompleks (luas), yang dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :
  1. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Perilaku eksternalnya (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.
  2. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan (perilaku internal) dan perilaku eksternalnya adalah mengingat kaidah bahasa.
  3. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi baru (perilaku internal). Perilaku eksternalnya (produktif) yaitu aplikasi pengetahuan/kaidah bahasa.
  4. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Perilaku eksternalnya (produktif) adalah ekspresi diri baik lisan atau tulisan.


  1. Aspek Aspek Keterampilan Berbahasa

  1. MEMBACA

  1. Hakikat Membaca

Pada hakikatnya membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. 
  1. Tujuan Membaca 
Tujuan setiap pembaca adalah memahami baca yang dibacanya. Dengan demikian,pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi : 

  1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
  2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
  3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
  4. Menggali simpanan pengetahuan atau ske mata siswa tentang suatu topik;
  5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa; 
  6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tertulis;
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatuyang dipaparkan dalam sebuah bacaan; 
  8. Mempelajari struktur bacaan. 

  1. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca 
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
  1. Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah prilaku siswa dalam penyelesaian masalah dan memotivasi penelaahan materi bacaan. 
  1. Gambaran awal cerita, yang berisi informasi yang berkaitan dengan isi cerita,dapat meningkatkan pemahaman. Pemberian gambaran awal cerita kepada siswa yang dirancang sebagian untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang cerita tersebut dapat membantu siswa menyimpulkan isi bacaan. 
  2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi, merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat. Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulus pikiran, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca. 
  3. Pemetaan semantik, merupakan strategi prabaca yang baik, sebab kegiatannya memperkenalkan kosa kata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat menggugah skemata yang berkaitan dengan topik bacaan. 
  4. Menulis sebelum membaca, menulis pengalaman pribadi yang relevan, sebelum mereka membaca materi, bermanfaat pada kegiatan mengerjakan tugas, dan reaksi yang lebih positif. 
  5. Drama/simulasi, dapat digunakan sebelum cerita dibaca untuk meningkatkan pemahaman.
  1. Kegiatan inti membaca 
Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah strategi metakognitif, cloze  procedure     dan pertanyaan pemandu
  1. Strategi metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol penggunaan kemampuan intelektualnya. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya
    berpikir . Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan metakognitif akan memilih keterampilan dan teknik membaca yang sesuai dengan tugas  membacanya.
  2. Cloze procedure,digunakan juga untuk meningkatkan pemahaman dengan cara menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk mengisinya. Latihan cloze procedure dalam pelaksanaannya melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat. 
  3. Pertanyaan pemandu,selama membaca pertanyaan pemandu sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan pemandu
    dapat diajukan guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika sedang membaca. 
  1. Kegiatan pascabaca 
Kegiatan dan strategi setelah membaca membantu siswa mengintegrasikan informasi baru ke dalam skemata yang sudah ada. Selain itu, kegiatan pascabaca dapat memperkuat dan mengembangkan hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya. 
Ada beberapa kegiatan dan strategi yang dapat dilakukan siswa setelah membaca, yaitu, memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, melaksanakan pementasan teater aktual, menuturkan kembali apa yang telah dibaca kepada orang lain, dan mengaplikasikan apa yang diperoleh dari membaca ketika melakukan sesuatu.


  1. MENULIS 

  1. Hakikat Menulis 
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Seorang penulis yang memahami dengan baik makna kata menulis akan betul-betul peduli terhadap kejelasan apa yang ditulis, kekuatan tulisan itu dalam mempengaruhi orang lain, kepiawaian penulis dalam memilih dan mengolah kata-kata. 
Kiat-kiat yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis sebagai suatu proses, yaitu: 
  1. langsung menulis, teori belakangan 
  2. mulai dari mana pun boleh 
  3. belajar sambil bercanda 
  4. pembelajaran menulis nonlinear (tidak harus ada urutan tertentu)

  1. Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis 
Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan diluar kelas (di luar jam pelajaran). 
  1. Pembelajaran menulis di dalam kelas 
kegiatan pembelajaran menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan jam yang telah ditetapkan dalam jadual pelajaran. Beberapa contoh teknik yang dapat
kita gunakan: 
  1. bermain dengan bahasa dan tulisan 
  2. kuis 
  3. memberi atau mengganti akhir cerita 
  4. menulis meniru model: copy the master 
  1. Pembelajaran menulis di luar kelas
Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat dilakukan, misalnya, siswa dilatih menulis buku harian, majalah dinding (mading), dan kegiatan kliping.
  1. MENYIMAK 
  1. Hakikat Menyimak 
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi (Logan, 1972). Menyimak dapat dipandang sebagi satu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses atau sebagai suatu pengalaman kreatif. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui tahapan mendengarkan bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian, secara bersamaan is memakai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini ia mampu mengintepretasikan dan memahami makna bunyi-bunyi itu. 
Menyimak sebagai seni berarti kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan mendengarkan, memahami, menilai, dan merespons. Menyimak dikatakan sebagai
respon, sebab respons merupakan unsur utama dalam menyimak. Menyimak sebagai pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan memuaskan. 
  1. Bahan Pembelajaran Menyimak 
Tujuan pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus kita sesuaikan dengan karakteristik anak SD. 
  1. BERBICARA 
  1. Hakikat Berbicara 
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagsan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, dan linguistik secara luas. 
  1. Jenis-jenis Berbicara 
  1. Berbicara berdasarkan tujuannya 
  1. Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 
  2. Berbicara menghibur 
  3. Berbicara membujuk 
  1. Berbicara berdasarkan situasinya 
  1. Berbicara formal 
  2. Berbicara informal 
  1. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya 
  1. Berbicara mendadak 
  2. Berbicara berdasarkan catatan 
  3. Berbicara berdasarkan hafalan
  4. Berbicara berdasarkan naskah 
  1. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya 
  1. Berbicara antarpribadi 
  2. Berbicara dalam kelompok kecil 
  3. Berbicara dalam kelompok besar 
   
  1. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara 
Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato.
Banyak cara untuk meelaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya siswa diminta merespons secara lisan gambar yang diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya. 

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengaktualisasikan keterampilan Bahasa yaitu antara lain:
  1. Keterampilan Membaca
    1) Pemahaman
    2) Penguasaan kosa kata
    3) Konsentrasi
    4) Menentukan inti
    5) Rendah kecepatan dalam membaca
    6) Gerak bibir
    7) Posisi dalam membaca
    8) Motivasi

  1. Keterampilan Berbicara
    1) Kepercayaan diri
    2) Penyampaian ketika berbicara
    3) Penguasaan materi
    4. Situasi dan kondisi
    5) Topic/ materi
    6) Penampilan
    7) Diksi/ pengetahuan bahasa
    8) Pengetahuan


  1. Keterampilan Menyimak
    1) Konsentrasi
    2) Pemahaman
    3) Cepat lupa/ daya ingat
    4) Situasi dan kondisi
    5) Bahasa dan kosakata
    6) Mendengar
    7) Motivasi
    8) Jenis-jenis menyimak
    Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif.

  1. Keterampilan Menulis
    1) Motivasi
    2) Tidak terbiasa dalam menulis
    3) Kecepatan
    4) Tidak berbicara





BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu karena ada salah satu aspek yang mampu mengikatnya yaitu bahasa. Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal terutama berpikir secara abstrak. Tanpa bahasa juga manusia tidak akan dapat mengomunikasikan gagasan dan pikirannya kepada orang lain. Oleh sebab itu, jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan baik, maka manusia harus menguasai bahasa dengan baik.

  1. Saran
Pemberdayaan keterampilan berbahasa sebenarnya bersumber dari keterampilan membaca dan menulis, setelah itu menyimak dan berbicara akan berkembang. Sebab siapa pun yang mampu membudakan baca dan tulis, maka ia telah memiliki senjata dan sarana dalam membangun peradaban dan tradisi masyarakat yang berilmu.Dalam penyempurnaan makalah ini,kami meminta kritik dan saran dari pembaca.




DAFTAR PUSTAKA



Joko.2010. pembelajaran inovatif bahasa indonesia diakses melalui https://joko1234.wordpress.com/category/kuliah/keterampilan-berbahasa-dan-bersastra-indonesia/Pada tanggal 9 september,2018 pukul 17:45 WIB.

Rudini.2014. keterampilan berbahasa.diakses melalui https://iqin10.wordpress.com/2014/12/27/6/ pada tanggal 1 September,2018 pukul 17:30 WIB;

Septiaji,A.2017.Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.diakses melalui https://www.kompasiana.com/ajiseptiaji/5a436e0f5e1373752f7a5f23/keterampilan-berbahasa-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia pada tanggal 1 september,2018 pukul 17:40 WIB.

Tarigan; HenryGuntur 2008: Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wadokai,Y.2013. makalah pembelajaran keterampilan berbahasa lisan dan tulis di SD.diakses melalui http://www.academia.edu/35373611/MAKALAH_KETERAMPILAN_BERBAHASA_INDONESIA_SD pada tanggal 1 september,2018 pukul 17:55 WIB.








GLOSARIUM


Fonem        :Satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.

Morfem    :Satuan bentuk Bahasa terkecil yang mempunyai makna secara    relatifstabil dan tidak dapat dibagi atas bagianbermakna yang lebih kecil.

Morfemis    :bersifat morfem.

Sintaksis    :Pengatuaran dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar;cabang linguistic tentang susunan kalimat dan bagiannya,ilmu tata kalimat;sub-sistem Bahasa yang mencakup hal tersebut.

Leksial    :Berkaitan dengan kata atau berkaitan dengan leksem,berkaitan dengan kosakata.

Dinamis     :Penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya mengandung dinamika.

Wacana    :Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi   yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk kesatuan konteks;situasi,pembicara,pendengar,waktu,tempat,ade- gan  topik,peristiwa,bentuk amanat,kode dan sarana.

Relavan    :  Kait-mengait;bersangkut-paut;berguna secara langsung.
































































































































Soal Ulangan harian Tema 6 IPA kelas 4 SD

 ULANGAN HARIAN IPA KELAS IV Tema 6 Nama : Kelas : Mata Pelajaran : IPA I. Jawablah pertanyaan pilihan ganda berikut ini !!! 1. ...